Minggu, 22 November 2009

Kunjungan Sosial Pasca Bencana



Kunjungan pasca bencana sudah disosialisasikan di masyarakat Indonesia. Bukan hanya sebatas kunjungan sosial biasa, tapi lebih kepada kunjungan sosial dengan tujuan ikut membantu korban yang terkena bencana tersebut. Bencana tidak tahu kapan akan terjadi, dimana akan terjadi, dan juga tidak mengenal siapa yang akan jadi korbannya.

Begitu juga yang dialami oleh masyarakat Indonesia pada akhir tahun 2004, dengan bencana tsunami yang terjadi di ujung barat Indonesia, Aceh. Kejadian tsunami ini membuat masyarakat Indonesia bersedih. Bukan hanya seluruh masyarakat tetapi juga seluruh dunia ikut prihatin akan bencana alam ini.

Ini yang membuat Presiden Clinton dan Bush datang ke Indonesia untuk melakukan kunjungan sosial pasca tsunami di Aceh. Dua mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton dan George HW Bush, terharu setelah menyaksikan sendiri kondisi Aceh Pasca tsunami. Keduanya juga mengaku terkejut dengan akibat yang ditimbulkan tsunami. Setibanya di bandara Iskandar Muda, Aceh Besar, kedua mantan presiden itu beserta rombongan langsung melihat kondisi Aceh dengan menaiki helicopter.

Clinton dan Bush berada dalam satu helicopter bersama pengawal. Satu helicopter disiapkan untuk wartawan Amerika Serikat, sedangkan helicopter lain ditumpangi MenKo Kesra Alwi Sihab, Menlu Hassan Wirajuda, dan Wagub Aceh Azwar Abu Bakar.

Ketika helicopter berputar-putar di atas wilayah Aceh, Clinton dan Bush mengamati kondisi Aceh dari udara setelah dilanda tsunami. Setelah mendarat di dekat Masjid Lampuuk, Aceh Besar, Clinton berdialog dengan seorang anak bernama Aulia Rahman, 12 tahun siswa kelas 6 SD Lampuuk. Aulia kehilangan ayah dan keluarganya karena menjadi korban tsunami, dia butuh rumah dan sekolah.

Clinton dan Bush dibuat terkejut dengan apa yang terjadi di Lampuuk. Keduanya menggeleng-gelengkan kepala melihat dari dekat daerah ini. Ketika ditanya wartawan, berapa dana yang diberikan AS untuk korban tsunami, menurut Clinton, rakyat AS sudah mengumpulkan US $400 juta dan pemerintah AS berkomitmen untuk membantu US $950 juta.

Sebelumnya, kedua mantan presiden AS itu dierima Presiden SBY, di ruang VIP bandara Polonia Medan. Dalam pertemuan tersebut, SBY meyakinkan PBB dan AS bahwa pemerintah akan mengelola semua bantuan untuk korban tsunami di Aceh dan Sumut dengan benar, akuntabilitas, dan transparan. Menurut presiden, kedua tokoh internasional itu menyinggung masalah manajemen dalam pengelolaan bantuan. Karena itu presiden memastikan bahwa pemerintah bertanggung jawab mengelola bantuan itu dengan benar, akuntabilitas, dan transparan.

Kedua mantan presiden AS itu memulai kunjungan mereka ke Negara-negara korban tsunami dari desa kecil Baan Nam Khem, di utara Phuket, Thailand. Lalu bertolak ke Indonesia, Sri Lanka, dan Maladewa.

Kunjungan sosial seperti inilah yang harus tetap kita pelihara !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar